Senin, 31 Mei 2010

ISRAELTAK BERPRIKEMANUSIAAN

KOMPAS.com — Kecaman pun makin bertubi-tubi terhadap tindakan kekerasan Israel yang menembaki kapal bantuan Navi Marmara pada Senin (31/5/2010). Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada hari yang sama mengatakan bahwa tindakan yang menewaskan sedikitnya 14 orang tersebut adalah tindakan tak berperikemanusiaan.

Sama halnya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Di televisi Palestina, sembari menetapkan tiga hari berkabung, Presiden Abbas mengatakan, "Kami memahami kalau tindakan Israel adalah pembantaian. Kami mengecam tindakan itu!"

Di sisi Israel, sebagaimana AFP mewartakan pada hari Senin, pihaknya mengaku cuma membela diri. Saluran televisi swasta Channel 10 Israel mengatakan bahwa angkatan laut melepaskan tembakan lantaran ada serangan menggunakan panah dan kapak dari arah kapal bantuan kemanusiaan. Sayangnya, stasiun televisi itu tidak mengatakan dari mana informasi soal serangan menggunakan panah dan kapak tersebut.

SIAPKAN PESTA UNTUK PERSIBO


BOJONEGORO - Prestasi gemilang Persibo Bojonegoro yang menjuarai kompetisi Divisi Utama edisi 2009-2010 sekaligus lolos ke Indonesia Super League (ISL) bakal disambut pesta oleh masyarakat Kota Ledre. Pemkab Bojonegoro telah menyiapkan pesta penyambutan untuk tim berjuluk Laskar Angling Dharma tersebut.

"Kami sedang berkoordinasi dengan manajemen Persibo untuk melakukan penyambutan," ujar Sekkab Bojonegoro Suhadi Moeljono kemarin (30/5).

Menurut dia, koordinasi yang dilakukan berkaitan dengan penyambutan serta pelaksanaan syukuran. Termasuk bentuk penyambutan dan kehadiran para pemain. Karena itu, hal yang terpenting adalah penentuan acara tersebut. "Sebab, keberhasilan tersebut layak diberi apresiasi tinggi," katanya.

Asisten Manajer Persibo Bidang Teknis Imam Sardjono menjelaskan, meski kompetisi usai, para pemain akan diminta berkumpul lagi. Manajemen akan memberikan libur minimal tiga hari kepada pemain. "Sebab, sejak Copa Indonesia, belum ada pemain yang pulang," terang Suhadi.

Menurut dia, pemkab sedang berkoordinasi dengan manajemen Persibo. Hal itu akan ditindaklanjuti dengan pertemuan untuk membahas teknis pelaksanaan. "Dalam satu dua hari ini kami akan bertemu," tuturnya.

Presiden Boromania Basar men­jelaskan, Boromnia akan mengarak pemain dan piala yang didapatkan dengan susah payah tersebut. Waktunya bergantung pada pemkab dan manajemen Persibo. "Yang jelas, keberhasilan menjadi jawara Divisi Utama tersebut harus dirayakan," tegasnya.

Minggu, 30 Mei 2010

BANTAI PERSIJA, PESTA AREMA SEMPURNA


JAKARTA, KOMPAS.com — Pesta juara Arema Indonesia sempurna. "Singo Edan" sukses membantai tuan rumah Persija Jakarta 5-1 pada laga terakhir Indonesia Super League (ISL) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/5/2010). Arema resmi dinobatkan sebagai juara ISL musim 2009/2010 dengan perolehan 73 poin.

Atmosfer luar biasa tercipta di Senayan. Puluhan ribu Jakmania dan Aremania datang berdampingan dengan rasa persahabatan yang tinggi. Tak ada perselisihan sedikit pun. Gairah kedua pendukung sangat fantastis. Gelora Bung Karno yang berkapasitas 88.000 tempat duduk penuh dengan lautan biru-oranye. Sektor satu sampai 12 dikuasai Jakmania, sedangkan sektor 13 hingga 24 dipenuhi Aremania.

Kedua suporter fanatik itu juga secara bergiliran menyanyikan yel-yel klub mereka. Pertandingan dimulai dengan tempo cepat. Arema melalui gelandang-gelandangnya beberapa kali mencoba melepas umpan terobosan berbahaya ke kotak penalti. Baru delapan menit laga berjalan, Esteban langsung membobol gawang "Macan Kemayoran". Melalui sebuah tendangan bebas nan cantik, Esteban mengirim bola ke pojok kanan gawang M Yasir dan gol, 1-0 untuk Arema.

Persija mencoba bangkit. "Macan Kemayoran" terus memegang kendali bola. Namun, solidnya lini belakang Arema yang dikomandoi Pierre Njanka membuat Bambang Pamungkas dan kawan-kawan kesulitan mendekati gawang Iswan Karim. Pada menit ke-30, Arema nyaris menggandakan keunggulannya. Roman melepas umpan manis ke Noh. Alam Syah di kotak penalti. Sayang, eksekusi pemain bernomor punggung 12 itu masih dapat diantispasi M Yasir.

Persija mendapat musibah pada menit ke-40. Abanda Herman diusir wasit karena memprotes keputusan penalti yang diberikan kepada Arema. Pierre yang maju sebagai eksekutor sukses melaksanakan tugasnya dan gol, 2-0 untuk Arema. Skor ini bertahan hingga jeda.

Pada paruh kedua, Bambang Pamungkas membangkitkan gairah Jakmania setelah membobol gawang Arema pada menit ke-60. Kapten Persija itu dengan cerdik melambungkan bola melewati kiper Iswan Karim. Gol ini menjadi momentum kebangkitan Persija.

"Macan Kemayoran" langsung bermain agresif dengan menyerang pertahanan tim tamu secara frontal. Sayangnya, strategi ini malah menjadi bumerang. Sedang asyik-asiknya menyerang, gawang "Macan Kemayoran" kembali bobol oleh Roman. Memanfaatkan umpan M Ridhuan, Roman sukses menyontek bola ke gawang Persija, 3-1 untuk Arema.

Noh Alam Syah dan Roman kembali memperbesar keunggulan Arema menjadi 5-1 pada menit ke-71 dan ke-75.

Susunan pemain
Persija Jakarta: M Yasir, Leo, Abanda, Pepe, Baihaki, Fahrudin, Serge, Firman, Agus (Leonard 45), Musafri, Bambang Pamungkas

Arema Indonesia: Iswan, Zulkifli, Pierre, Purwoko (Irfan), Benni, Esteban, Akhmad, M Ridhuan, Roman, Fahrudin (Dendi 50), Noh Alam Syah

Sabtu, 29 Mei 2010

PARADOKS KEPEMIMPINAN

Manusia tidak logis, tidak masuk akal dan egois. Namun, cintailah mereka.

Jika Anda berbuat baik, orang lain akan menuduh Anda egois dan punya maksud tersembunyi. Namun tetaplah berbuat baik.

Jika Anda sukses, Anda akan dikelilingi oleh teman yang tidak sejati dan musuh sejati. Namun tetaplah berusaha meraih sukses.

Kebaikan yang Anda perbuat hari ini akan dilupakan esok. Namun, tetaplah berbuat baik.

Kejujuran dan keterusterangan membuat Anda kelihatan rapuh. Namun tetaplah jujur dan terus terang.

Orang besar dengan pemikiran luas dapat dijatuhkan oleh orang kecil dengan pemikiran sempit. Namun tetaplah berpikiran luas.

Orang biasanya mengagumi orang yang tertindas, tetapi mengikuti orang yang sukses. Namun tetaplah berjuang untuk orang yang tertindas.

Apa yang telah dibangun bertahun-tahun dapat dilenyapkan dalam semalam. Namun tetaplah memBANGUN.

Orang yang membutuhkan bantuan Anda mungkin akan berbalik menyerang Anda. Namun tetaplah membantunya semampu Anda.

Berikan yang terbaik pada dunia, balasannya Anda akan disingkirkan. Namun tetaplah memberikan yang terbaik.

MENGAPA HARUS PANCASILA??

Persatuan adalah kata yang diucapkan oleh hampir seluruh anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI dalam merumuskan dasar negara tahun 1945. Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 merupakan pidato yang mendapat sambutan sangat meriah dari para anggota BPUPKI yang menegaskan tentang hal ini.

“Kita hendak mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi “semua buat semua.”

Negara itu tentu didiami oleh bangsa. Menurut Renan, syarat bangsa adalah “kehendak untuk bersatu”. Soekarno menambahkan dengan mengutip anggota BPUPKI yang lain Bagus Hadikusumo, yang dibutuhkan adalah persatuan antara orang dengan tempat, antara manusia dengan tempatnya. Tempat itu tidak lain dari tanah air. Tanah air itu adalah suatu kesatuan.

“Minangkabau bukanlah satu kesatuan, melainkan hanya satu bagian kecil dari satu kesatuan. Jogya hanya satu bagian kecil dari satu kesatuan. Sunda pun hanya satu bagian kecil dari satu kesatuan. Bangsa Indonesia ialah seluruh manusia-manusia yang menurut geopolitik yang sudah ditentukan oleh Allah SWT tinggal di kesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung Utara Sumatera sampai ke Irian! Seluruhnya! karena antara manusia 70.000.000 ini sudah ada “le desir d’etre ensemble”, sudah menjadi ‘character gemeinschaft! Natie Indonesia, bangsa Indonesia, umat Indonesia jumlah orangnya adalah 70.000.000, tetapi 70.000.000 yang telah menjadi satu, satu dan sekali lagi satu!”

Tepuk tangan paling ramai diberikan setelah ia berpidato. Mengapa hal ini terjadi?

Sejak remaja Soekarno mengagumi gaya HOS Tjokroaminoto, seorang tokoh Sarekat Islam. Kekaguman itu tumbuh bahkan sejak Soekarno tinggal di rumah tokoh itu di Surabaya. Di ruang kamarnya yang sempit pada malam hari ia naik ke atas meja dan berlatih berpidato. Ia memang sudah membayangkan berbicara di depan rakyat banyak untuk menyampaikan pesan kebangsaan.

Pidato 1 Juni 1945 dimulai dengan bagian pengantar yang sangat diharapkan pendengarnya tentang “merdeka selekas-lekasnya”. Perumpamaan yang digunakan oleh Bung Karno sangat mengena yakni kalau kita ingin menikah tidak perlu punya rumah dulu dengan perabot lengkap. Tentu gaya bahasa ini cocok dengan kondisi pada zaman itu.

Rumusan Pancasila 1 Juni 1945 itu mendapatkan tantangan dengan tambahan tujuh kata “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” yang kemudian diakomodasi dalam apa yang disebut Mukadimah (Sukarno) atau Piagam Jakarta (Muhammad Yamin) tanggal 22 Juni 1945.

Namun, ketika Pancasila disahkan sebagai dasar negara, maka ungkapan yang terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak lagi menggunakan rumusan Piagam Jakarta. Ketiga peristiwa proses Pancasila sejak dicetuskan oleh Bung Karno, lalu menjadi Piagam Jakarta sampai dijadikan sebagai dasar negara, 18 Agustus memperlihatkan sikap kenegarawanan founding fathers kita saat itu. Rumusan itu merupakan kompromi yang memperlihatkan bahwa pendiri bangsa kita lebih mengutamakan persatuan, karena musuh sudah berada di depan pintu..!!

NAMAKU KARTI

Namaku Karti lengkapnya Sukarti

Umur 30 tahun

Tidak tamat SD

Hidungku mancung tak jauh beda dengan bintang film india “kuch-kuch hota hai”, tapi mata sipit bak orang cina, dan kulit sawo matang laksana orang madura. Pokoknya nano-nano, asyik dan rame.

Waktu kecil mainanku softex dan kondom yang banyak tercecer di bawah amben ibuku. Tak kenal barbie ataupun winnie the pooh,sebab ibuku tak pernah membelikannya. Tapi ibuku sangat sayang padaku, tak pernah sekalipun marah meski kondom simpanannya sering kututupi. Bahkan aku masih ingat waktu aku merengek minta dibeliin es krim, sedangkan ibu berbaring di amben karena selangkangannya terasa perih dan nyeri yang sudah seminggu tak diobati karena tak punya uang. Tapi ibu tak mengeluh ataupun marah, dengan tertatih-tatih Ia bangkit lantas dengan make up murahan ibupun keluar dan pulang jam 10 malam sambil membawakan es krim permintaanku.

ibuku memang luar biasa!! ibu adalah pelindungku, pahlawanku, idolaku, atau jangan-jangan tuhanku. pernah aku ditanya guru waktu sekolah dulu mengenai cita-citaku, aku jawab ingin jadi pelacur. Sang guru kaget dan bertanya kenapa? Teman-teman menertawaiku sambil membantu menjawab pertanyaan sang guru “ibunya pelacur, bu!”. Memang, cita-citaku adalah jadi pelacur seperti ibuku karena bagiku surga itu ada di bawah telapak kaki ibu, juga di sela-sela selangkangan ibu. Karena dari selangkangan itulah ibuku memberi makan tiga mulut yang tak berdaya: ibu, aku dan nenekku yang sudah tua.

Namaku Karti lengkapnya Sukarti

Umur 30 tahun

Pekerjaan Pelacur

Sebatang kara sebab 10 tahun lalu ibuku meninggal karena kelaminnya membusuk akibat keganasan penyakit raja singa (vaginistis, disebabkan oleh berbagai bakteri: gonorrhea, chlamydia, atau juga jamur). Padahal selama menekuni profesinya, ibu tak pernah lupa membawa bekal sekotak kondom non parfume, yang lebih murah dari yang beraroma jeruk, strowberi, dan entah apalagi; sebagai servis plus bagi para pelanggannya.

Sedangkan nenekku sudah lama meninggal sebelum aku meraih cita-citaku, dan bapakku? ach.. jangan mempertanyakanku hal yang satu ini, sebab aku tidak tahu. Tapi kata ibu, bapakku adalah malam. Karena malam selalu memberi ibu uang untuk menghidupi kami.

Sudah 10 tahun aku menjadi pelacur tepatnya sejak ibu meninggal. Tiap malam aku kuat melayani tujuh sampai sepuluh laki-laki yang lebih gagah dari bima. Mungkin berkat do’a yang selalu kupanjatkan “Allah yang di surga, semoga aku laku keras hari ini” (dikutip dari antologi puisi mbeling karya purwanto suseno “Do’a Seorang WTS”) dan berilah aku kekuatan sekuat kuda binal, amien.”

Aku memperoleh penghasilan yang banyak, tapi aku hanya menggunakan sebagian untuk keperluanku ala kadarnya dan sisanya aku berikan pada anak-anak jalanan yang kaki-kaki kecilnya tegar melangkah merajut sejarah menantang kehidupan. Pernah aku mengumpulkan anak-anak itu dalam sebuah rumah yang aku sewa dan memenuhi seluruh keperluannya mulai dari makan, baju, biaya sekolah dan lain-lainnya; tapi itu hanya berlangsung satu bulan karena hasutan masyarakat yang mengatakan bahwa itu adalah hasil melacur, uang haram. Akhirnya anak-anak itupun kembali lagi ke jalanan dengan bersimbah peluh mengais-ngais sisa makanan, mengorek-ngorek sampah, puntung, atau mengamen di perempatan jalan.

Namaku Karti lengkapnya Sukarti

Umur 30 tahun

Tidak tamat SD

Bukannya aku tidak pernah terpikir untuk berhenti jadi pelacur dan mencari pekerjaan lain yang layak. Tapi masyarakat sudah memberikan garis batas bahwa aku adalah sampah. Pernah aku buka warung kopi dengan aneka macam gorengan tapi hanya bertahan sampai seminggu. Sebab laki-laki yang mampir ke warungku selalu saja meninggalkan remasan di pantat bahkan payudaraku. Aku juga pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi lagi-lagi nestapa yang aku dapat. Belum satu bulan aku bekerja, aku sudah diperkosa oleh majikan beserta dua anak laki-lakinya. Pernah pula aku ditawari seseorang untuk dijadikan model sampul tabloidnya tapi terpaksa aku tolak sebab bukan wajah nano-nanoku yang di potret tapi lagi-lagi pantat dan payudaraku yang di ekspos. Akhirnya aku sadari bila satu-satunya yang berharga dari diriku adalah kemolekan tubuhku. Apa boleh buat, aku harus memanfaatkan satu-satunya kelebihanku itu untuk menyambung hidup. Kembali aku jadi pelacur, profesi yang banyak menawarkan keuntungan dan penghasilan yang lebih menjanjikan. Serta aku bisa mengenal banyak orang dengan mata pencaharian yang berbeda-beda, karakter dan nafsu yang berbeda pula.

Namaku Karti

Umur 30 tahun

Tidak tamat SD

Aku merasa diam-diam masyarakat membutuhkanku. Para suami yang tidak mendapatkan servis memuaskan dari istrinya lari kepadaku sebagai obat penawar kusuguhkan ala kamasutranya India, goddes-nya negeri Perancis, gladiator dan entah style apalagi. Sementara istrinya yang suka mengumpat dan menyebutku sebagai wanita perusak rumah tangga.

Orang juga diam-diam merasa berterima kasih padaku, lantaran suaminya kembali bergairah setelah menikmatiku. Aku tidak peduli apakah rumah tangganya mereka berantakan atau justru tambah harmonis, aku hanya menyambung hidup, titik. Ini adahal hidupku bukan orang lain. Biarpun masyarakat menganggapku sampah, pak kyai selalu menunjukku sebagai calon penghuni neraka lewat khutbah-khutbahnya, dan polisi juga tak luput memberi stempel sebagai perusak ketertiban, aku tak peduli. Mereka hanya pintar menuding, tanpa melihatku sebagai manusia seperti mereka yang punya mulut untuk disuapi. Adakah alternatif lain selain sekedar melarang, menghukumi haram, mencela, dan mengisolasi?? ini jelas tidak adil. Seperti dua malam yang lalu sebelum aku tiba di sini, ketika aku menunggu pelanggan di pinggir jalan seperti biasa, dari jauh sudah ku dengar sirene razia. Teman-teman seprofesiku sudah pada kabur semua, sementara aku tetap mematung. Aku tak pernah lari, sebab aku yakin aku bukan penjahat. Aku tidak melakukan kesalahan apa-apa, jadi mengapa harus lari. Toh aku hanya berjualan, hanya berdagang seperti pedagang-pedagang yang lain meski yang aku jual itu tubuhku. Tapi itukan tubuhku sendiri bukan tubuh orang lain, jadi mengapa harus takut.

Akhirnya petugas-petugas razia itu hanya mendapatiku seorang diri. Dengan lagak bak pahlawan mereka menanyakan KTP-ku, tapi sebelum aku tunjukkan, tangan mereka sudah merogoh kutangku seolah-olah KTP itu aku selipkan di BH. Sementara yang lain menyingkap rokku dan merogoh celana dalamku. Ach... mereka bukannya mencari KTP-ku tapi sengaja mengebor-ngebor celengan hidupku.

Aku hanya diam sambil meneteskan air mata. Biarlah, biarlah, biarlah. Mereka punya kuasa, punya hukum, punya undang-undang; sementara aku hanya punya air mata. Sampai akhirnya aku sampai di sini, di penjara ini. Mungkin ini tempatku, alamatku, barangkali disinilah aku mendapat kedamaian. Tapi satu yang aku yakin bahwa aku bukan penjahat. Aku hanyalah Karti lengkapnya Sukarti, umur 30 tahun, tidak tamat SD dan profesi pelacur. Aku tak perduli asal tidak melacurkan negeri ini, karena negeri ini bukan lonte.