Selasa, 01 Juni 2010

Israel Serang Kapal Kemanusiaan; Momentum bagi Negara Muslim Bersatu Dukung Perjuangan Palestina..!!


Korban jiwa berjatuhan dalam penyerangan pasukan Israel terhadap kapal-kapal kemanusiaan internasional yang bertujuan ke Gaza. Berbagai pihak pun mengecam tindakan brutal tersebut. Ini adalah sebuah momentum bagi negara Islam untuk bersatu mendukung perjuangan rakyat Palestina.

"Semestinya ini jadi suatu momentum bagi negara muslim untuk bersatu mendukung perjuangan Palestina. Bagaimana pun di dunia ini masih ada bangsa yang terzalimi dan itu sudah berlangsung cukup lama," kata pengamat politik Timur Tengah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hamdan Basyar kepada detikcom, Selasa (1/6/2010).

Namun Hamdan pesimistis aksi keji tersebut dapat menjadi momentum persatuan umat Islam. Sebab saat ini negara-negara muslim lebih mementingkan kepentingan nasionalnya tanpa ada tindakan konkret dalam membantu menyelesaikan masalah ini.

"Saya pesimis ini jadi momen persatuan umat Islam. Beberapa negara muslim sulit bersatu karena kepentingan nasional lebih menonjol, kalau mengecam semua mengecam, tapi tindakan nyatanya tidak ada," paparnya.

Hamdan mengatakan masyarakat dunia tidak hanya melakukan kecaman terhadap serangan Israel tersebut. Masyarakat dunia sebaiknya mendorong masalah ini ke Mahkamah Internasional.

"Lembaga formal seperti PBB sudah mandul untuk menekan Israel yang selalu bandel. Semestinya dunia tidak hanya mengecam tapi membawa masalah ini ke Mahkamah Internasional," jelas Hamdan.

Kabar terakhir menyebutkan sudah 19 orang tewas dalam serangan Israel ke kapal Mavi Marmara. Sementara 12 WNI di kapal tersebut tidak bisa dihubungi. Sedangkan pemerintah Israel mengklaim cuma 9 orang saja yang tewas.

Sebelumnya Ketua Presidum Mer-C Jose Rizal Jurnalis mengatakan 1 WNI meninggal dunia dan 3 lainnya luka-luka. Jose mengatakan, informasi tersebut dia peroleh dari media Al Alam, Iran. Jose belum bisa memastikan identitas korban meninggal dan luka-luka tersebut.

12 WNI yang berada di kapal Mavi Marmara terdiri dari wakil tiga lembaga swadaya masyarakat KISPA, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), dan Sahabat Al-Aqsa. Dari 12 orang itu, juga ada lima wartawan, yaitu Aljazeera Indonesia, TVOne, Hidayatullah.com, Majalah Alia, dan Sahabat Al Aqsha.

Ke Senayan, SBY Tidak untuk Peringati Hari Lahir Pancasila


Jakarta - Presiden SBY akan memenuhi undangan perayaan hari lahir Pancasila di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta. Namun kehadiran Presiden tidak untuk memperingati Hari Lahir Pancasila, melainkan memperingati pidato proklamator Bung Karno.

"Kehadiran Presiden bukan memepringati hari lahir Pancasila. Tapi untuk memperingati pidato Bung Karno pada 1 Juni soal Pancasila," kata Juru Bicara Presiden bidang Dalam Negeri Julian Aldrin Pasha kepada detikcom, Senin (31/5/2010) malam.

"Jadi bukan memperingati Hari Lahir Pancasila," tegas Julian.

Julian mengatakan, Ketua MPR Taufiq Kiemas juga tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa pada tanggal 1 Juni merupakan hari lahir Pancasila. "Ketua MPR juga tidak menyebut secara eksplisit hari lahir Pancasila," papar Julian.

Rencananya, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri juga akan hadir dalam acara yang akan berlangsung pukul 10.00 WIB itu. Presiden menyambut baik rencana tersebut.

"Kita juga mendengar Ibu Mega juga akan hadir," kata Julian.

Sebelumnya, anggota DPD AM Fatwa menilai keputusan MPR tentang peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni tidak tepat. Alasannya, penetapan 1 Juni tidak sesuai dengan tatib MPR.