Selasa, 27 Juli 2010

Remaja Inggris Doyan Hamil Dini

Sebuah survei oleh Departemen Pendidikan yang mencacah data dari 8.500 remaja di Inggris mendapati bahwa satu dari tiap enam remaja putri di negeri itu hamil saat mereka berumur 18 tahun.

Dari para remaja yang hamil di usia dini itu, 46 persen di antaranya memilih untuk melanjutkan proses kehamilan hingga melahirkan, sementara 36 persen lainnya memilih tindakan aborsi.

Seperti diwartakan oleh jaringan berita news.com.au, sekitar delapan dari tiap sepuluh remaja di Inggris mengaku aktif secara seksual, dan nyaris 20 persen remaja putri pernah hamil minimal satu kali sebelum mereka genap berusia 18 tahun.

Kehamilan di kalangan remaja Inggris demikian kerapnya, sehingga hampir 80 persen remaja yang mengaku pernah hamil sekali, 18 persen pernah hamil dua kali dan sisanya hamil 3 kali.

Inggris adalah negeri dengan angka kehamilan remaja yang tertinggi di kawasan Eropa barat, dengan frekuensi aborsi mencapai 39.000 di kalangan remaja putri yang berusia 15-19 tahun di Inggris dan Wales.

Kamis, 22 Juli 2010

Kerusakan Genetik Anak Fallujah Lebih Parah dari Hiroshima

Irna Gustia - detikHealth

img
Kelainan genetik anak Irak (bbc)
Fallujah, Anak-anak di Fallujah Irak mengalami kerusakan genetik yang parah akibat dampak perang. Kerusakan genetik yang terjadi ini dilaporkan lebih buruk dibandingkan korban selamat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang pada tahun 1945.

Jumlah anak yang menderita kanker, leukemia dan kematian bayi meningkat di penjuru kota Fallujah. Kota ini mengalami pertempuran yang sengit antara pasukan AS dan kelompok perlawanan Sunni di tahun 2004.

Anak-anak yang mengalami kerusakan genetik itu terlihat dari jari-jari yang tumbuh tidak sempurna, tidak punya lengan, cacat kaki hingga kondisi tubuh yang kekurangan gizi.

Dugaan adanya kelainan genetik ini sebenarnya sudah lama muncul tapi hanya sebatas isu. Kini laporan tersebut telah dikonfirmasi secara ilmiah dengan bukti yang benar bahwa cacat genetik akibat perang itu ada, seperti dilansir arabamericannews.com, Kamis (22/7/2010).

Hasil penelitian yang dilakukan Malak Hamdan dan Dr Chris Busby yang berjudul 'Cancer, Infant Mortality and Birth Sex-Ratio in Fallujah, Iraq 2005–2009' ini telah dipublikasikan dalam International Journal of Environmental Studies and Public Health (IJERPH) yang berbasis di Basle, Swiss.

Laporan ini diharapkan bisa membuka mata masyarakat internasional untuk peduli terhadap anak-anak korban kerusakan genetik akibat perang.

Hasil survei menunjukkan dalam 5 tahun setelah serangan pasukan sekutu yang dipimpin AS pada tahun 2004 terjadi kenaikan kasus kanker 4 kali lipat. Menariknya kanker yang dialami di Fallujah ini mirip dengan korban selamat bom Hiroshima yang terpapar radiasi uranium.

Kasus kanker darah atau leukemia meningkat 38 kali, kanker payudara meningkat 10 kali selain juga terjadi peningkatan penyakit limfoma dan tumor otak pada orang dewasa.

Peningkatan kanker juga terjadi pada anak-anak usia 0-14 tahun dalam 5 tahun masa perang. Kemudian terjadi angka kematian bayi 80 dari 1.000 kelahiran. Angka ini lebih tinggi dibanding negara tetangga seperti Mesir dengan 19 kematian bayi, Yordania 17 kematian bayi dan kuwait 9,7 kematian bayi dalam setiap 1.000 kelahiran.

Rasio kelahiran jenis kelamin juga ikut berpengaruh. Jika sebelum tahun 2004 angka kelahiran anak lelaki 1.050 dan perempuan 1.000, setelah konflik menjadi 860 kelahiran anak laki dan 1.000 anak perempuan.

Berkurangnya jumlah kelahiran anak laki-laki ini terkait dengan kerusakan genetik. Perempuan memiliki kromosom X yang lebih banyak (XX) karena itu masih bisa bertahan jika salah satu kromosomnya rusak, sedangkan anak laki-laki tidak (XY).

Dr Busby yang juga profesor di University of Ulster mengatakan apa yang terjadi di Fallujah sangat mengejutkan. Menurutnya, efek negatif yang serius seperti itu menunjukkan ada paparan mutagenic yang sangat besar. Apakah itu berupa paparan uranium, menurut Dr Busby harus dilakukan penelitian lebih lanjut.

(ir/up)